Perbanyak amalan ibadah di bulan Ramadhan
Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia. Betapa ayat-ayat Allah yang syahdu telah banyak menerangkan begitu persahabatan Allah dengan hamba-Nya. Salah satunya, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku sudah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186). Allah Maha Dekat bukan sekedar dekat. Namun dekat untuk mengijabah doa yang kita panjatkan kepadaNya.
Kapan terakhir kita bermunajat sungguh-sungguh dengan Allah? Jangan-jangan sebulan yang lalu? Tahu yang lalu? Apa jangan-jangan Allah kasih nih bulan Ramadhan khawatir kita tidak pernah mesra dengan Allah kalau Allah tidak memberi bulan yang namanya bulan Ramadhan. Karena dengan kita merasakan nikmatnya mendekatkan diri dengan Rabb kita maka akan berdampak pada orang lain.
Pertama, Rasulullah. Betapa banyak anjuran untuk dekat dengan Rasulullah salah satunya dengan bersholawat. Yang merupakan bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad Sallahu alaihi wa sallam. ikuti sunnah-sunnah di bulan Ramadhan, dari menu berbuka puasa hingga sahur yang dicontohkan untuk kita tiru. Yang dengan mengamalkannya terasa begitu dekat kita dengan Baginda Nabi Muhammad. Betapa senangnya hati bisa mengamalkan sedikit dari banyak amalan rasulullah tercinta. Mesra selanjutnya juga kita rasakan dengan keluarga kita.
Betapa bulan Ramadhan beberapa diantara kita mempertemukan kita dengan keluarga (bagi perantau). Bisa jadi beberapa lainnya setiap hari bertemu dengan keluarga namun tidak ada suatu hal yang menarik alias biasa saja. Namun di bulan Ramadhan, momen berbuka puasa pun merupakan momen yang bermakna.
“Bagi orang yang melaksanakan berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan RabbNya” (Muttafaqun’alaih).
Maksud hadits di atas kegembiraan hati si mukmin atas keberhasilan menjalankan puasa dari pembatal dan perusaknya, lebih besar dari kesenangannya untuk berbuka. Betapa syahdu penantian raga yang puasa untuk berbuka. Lebih indah lagi penantian hati yang beriman untuk bertemu Allah di Surga. Tak heran momen ini direncanakan dengan sedetail mungkin ngabuburit apa yang akan dilakukan, dimana, kapan, ingin berbuka dengan makanan apa. Padahal esensi berbuka yaitu nikmat kita berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Dilihat dari hadits berbuka saja sudah begitu bahagianya kita, manusia seakan-akan ingin menyempurnakan kebahagiaannya dengan berbuka bersama orang-orang tercinta.
Sekedar untuk menjaga, jangan sampai terbuai dengan sajian berbuka. Ini salah satu kesalahan yang bisa berakibat fatal menjadi lupa bahwa ada do'a yang tak tertolak dan tak tersia. “Sejujurnya orang yang shaum itu sampai berbuka memiliki (kesempatan) doa yang tidak akan ditolak” (HR Ibnu Majah).
Betapa nikmatnya kita merasakan Istimewanya bulan Ramadhan antara kita dengan Allah, Rasul, keluarga, teman dekat dan dengan sesama muslim. Dan semua itu akan kembali pada tujuan awal agar kita semakin mendekat kepada Allah karena tujuan kesemuanya itu adalah ibadah. Dan tak akan kita merasakan esensi dekat dengan Allah apabila di hati kita tak tertanam rasa syukur pada Allah.
Semoga hati kita selalu membangkitkan rasa syukur yang tak bertepi untuk merasakan nikmat mesra yang tak ada habisnya bersama Allah.