Ramadhan., bulan yang sangat berkesan

Momen yang selalu saya rindukan saat Ramadhan adalah ketika suara adzan Maghrib menggema di seluruh penjuru dunia. Bayangkanlah saat itu, seperti sebuah simfoni alam yang mengajak kita semua untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia. Dari balik jendela, saya bisa melihat cahaya temaram senja mulai mewarnai langit, memberi isyarat bahwa saatnya berbuka puasa telah tiba.

Setiap tahun, saya menanti dengan penuh rasa antusias mangkuk berisi kolak pisang yang hangat di tangan, diiringi suara riu keluarga yang saling bersenda gurau. Seolah-olah, semua kesibukan dan kesedihan yang menghimpit hilang begitu saja, digantikan oleh kebahagiaan yang sederhana. Momen-momen itu membuat perut terasa lapar bukan hanya dari fisik, tapi juga dari kerinduan akan kebersamaan yang tulus.

Saya ingat betul, salah satu malam favorit saya adalah saat kami melakukan tarawih di masjid dekat rumah. Ruangan yang dipenuhi cahaya lampu temaram itu diwarnai dengan kerinduan dan kedamaian. Seperti sebuah peluk hangat dari sahabat lama, jiwa kita kembali dikuatkan dengan doa-doa dan zikir yang bersatu.

Dan yang paling saya rindukan adalah aroma khas masakan bunda yang memenuhi rumah setelah tarawih. Saat duduk melingkar di meja makan, saya merasakan betapa beruntungnya bisa berbagi hidangan dan tawa bersama orang-orang tercinta. Seperti paduan suara yang harmonis, setiap canda tawa adalah irama yang sangat saya rindukan.

Ramadan adalah sebuah perjalanan yang menggugah hati, mengajarkan kita arti kebersamaan, dan memperkuat tali silaturahmi. Dan setiap kenangan tersebut, bagai bintang yang bersinar di langit malam, selalu membuat saya rindu untuk kembali merasakannya. Semoga kita bisa bertemu di Ramadhan yang akan datang