Tentang Sebuah Rasa
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu tidak bisa lepas dari orang lain. Ketergantungan kepada orang lain sangatlah besar. Sehingga tak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Sekaya apapun sehebat apapun tetap memerlukan orang lain dalam hidupnya. Bagaimana kita melihat orang kaya dengan fasilitas yang serba ada, mereka masih membutuhkan orang lain sebagai tukang kebun, sopir, suster dan lain-lain. Ini menandakan bahwa keberadaan orang lain sangat diperlukan dalam hidupnya. Yang diharapkan disini adalah bagaimana seseorang dapat mengelola perasaannya sehingga tidak terjadi lagi seseorang dengan kemewahannya, jabatan yang dimilikinya bisa berbuat semena-mena terhadap orang lain karena sejatinya manusia itu sama, manusia itu sederajat.
Perasaan yang dimaksud disini adalah keadaan batin atau gejolak jiwa sewaktu menghadapi sesuatu. Sebagai manusia terkadang kita kurang bisa menjaga dan mengelola perasaan dalam diri. Ketika perasaan senang tiba betapa kita lupa bahwa ada orang lain yang sedih, ketika marah betapa emosi kita tidak terkontrol dimana ada orang yang tersakiti dengan ucapan dan tindakan kita, ketika kita diberi cobaan kita lupa bahwa semua itu adalah ujian yang diberikan sang maha kuasa hingga kesedihan yang mendalam terlihat dalam dirinya bahkan ketika kita jatuh cintapun kita merasakan keindahan yang luar biasa tanpa bisa menjaga perasaannya dengan baik. Padahal sesuatu yang berlebihan itu tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam, semuanya harus pada tingkat yang wajar.
Tidak mudah memang mengelola perasaan dalam diri kita dengan baik. Perlu kerendahan hati, pengertian, kesabaran, keikhlasan dalam menerima apa yang terjadi dalam hidup sehingga apa yang terjadi bukanlah sesuatu yang harus disesalkan, sesuatu yang harus dibesar-besarkan tetapi apa yang terjadi adalah pengalaman hidup yang selalu membawa perubahan ke arah pendewasaan diri.
Manajemen perasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan fungsi perasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara melembutkan hati, dimana dengan segala kelembutan hati hubungan manusia dengan manusia lain akan terjadi dengan baik. Dengan kelembutan hati seseorang akan memandang orang lain dengan penuh kasih sayang. Dilain sisi menajamkan hati juga penting karena ia akan lebih mudah dan mudah membedakan sesuatu yang haq dan bathil.
Teringat kata dosen sewaktu kuliah dulu bahwa ketika seseorang melontarkan kata yang tidak enak, kita tidak membalasnya itu merupakan suatu prestasi besar dalam diri kita karena kita telah berani meredam ego kita, meredam amarah yang sebenarnya akan keluar dari diri kita secara spontan apalagi berkenaan dengan harga diri kita .
Ternyata bekal ilmu pengetahuan saja belum cukup untuk kita bisa hidup berdampingan baik dengan sesama, kita perlu terus belajar dan belajar dalam meningkatkan kualitas diri agar lebih baik dari waktu ke waktu. Semoga kita bisa berdamai dengan perasaan, bisa mengelola perasaan kita agar tak ada yang disakiti dengan sikap dan ucapan kita. Sehingga perasaan yang meledak-ledak menanggapi sesuatu hal dapat teredam dengan sendirinya seiring berjalannya waktu pada akhirnya kita bisa lebih bijaksana menanggapi sesuatu yang terjadi.